BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Tarakan merupakan salah satu pulau yang terletak di Kalimantan Timur bagian utara. Secara geografis Kota Tarakan terletak pada posisi 3^o 14'30" - 3^o 25' Lintang Utara dan 〖117〗^o 31'45" 〖117〗^o 38' Bujur Timur yang terdiri dari dua pulau yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau.

Pulau Tarakan memiliki berbagai potensi yang dapat dibanggakan oleh pemerintah daerah, misalnya potensi perikanan yang didukung oleh luas daratan ± 250,80 〖km〗^2 dan luas lautan ± 406,53〖 km〗^2. Letak geografis Kota Tarakan yang strategis memiliki potensi besar untuk pengembangan sektor budidaya perikanan.

Salah satu komoditas perikanan Kota Tarakan yang berkembang pesat saat ini adalah udang windu (Penaeus monodon. Fabr.). Kondisi laut yang cukup baik dan iklim tropis mendukung pertumbuhan dan perkembangan udang windu sepanjang tahun. Udang windu merupakan salah satu komoditas unggulan daerah di sektor perikanan budidaya yang terus dipacu perkembangannya, karena merupakan produk ekspor yang dapat meningkatkan pendapatan daerah.

Walaupun sektor budidaya udang windu saat ini mengalami banyak kendala yakni masalah lingkungan, penyakit, dan larangan dari negara pengimpor penggunaan bahan antibiotik. Maka dari segi pengadaan benih udang berkualitas dituntut adanya ketersediaan induk udang yang sehat dan berkualitas prima, yakni; induk udang yang bebas dari infeksi penyakit dan parasit serta tidak terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kualitas benih yang dihasilkan.

Domestikasi kualitas induk udang selain ditentukan oleh perbaikan genetiknya yang menghasilkan turunan bebas penyakit dan tahan penyakit juga ditentukan oleh kualitas nutrisi pakan yang dikonsumsinya. Kualitas pakan yang baik adalah jika ketersediaan nutrisi yang dikandung oleh pakan tersebut sesuai dengan kebutuhan nutrisi induk udang.

Pada saat ini, baik usaha pembenihan maupun budidayanya banyak dirintis oleh perusahaan swasta dalam skala besar. Khusus untuk sistem pembenihan, yang berkembang di perusahaan swasta selama ini masih terbilang sangat kompleks. Oleh karena itu salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembenihan udang windu, dalam hal ini adalah Hatchery CV. Panca Jaya Tarakan dengan teknisi yang cukup berpengalaman berusaha untuk mengembangkan usaha ini dan berupaya menyederhanakan sistem pembenihan tanpa mengurangi kuantitas dan kualitas hasil produksi.

Dalam proses pembenihan udang windu yang dilakukan di Hatchery CV. Panca Jaya Tarakan terdiri dari beberapa tahap yang meliputi; pengadaan induk, persiapan bak, penetasan dan perawatan larva, pemberian pakan, pengendalian penyakit, dan panen. Namun pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai manajemen pengelolaan induk udang windu (Penaeus monodon Fabr.) sebagaimana judul praktek kerja lapang yang dilaksanakan.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapang (PKL) ini adalah:

Agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang teknik pengelolaan induk udang windu (Penaeus monodon Fabr.).

Agar mahasiswa mengetahui permasalahan dan alternatif penyelesaiannya yang sering dihadapi dalam kegiatan pengelolaan induk udang windu.

C. Manfaat

Sedangkan manfaat yang dapat dicapai dalam kegiatan praktek kerja lapang ini adalah :

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang manajemen pengelolaan induk udang windu.

Mahasiswa memperoleh pengalaman dan kedisiplinan di dunia kerja yang sifatnya membangun keahlian.