Minimal Design

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Easy to use theme’s admin panel

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Featured posts

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Hello, I am Vk bhardwaj and i do awsome Blogger Template Designs for your blog, download templates at Www.BestTheme.Net. Thanks A Lot

Laman

Archive for Februari 2011

Budidaya tambak udang windu (Penaus monodon Fab.) di Tarakan dan sekitarnya mayoritas dilakukan secara tradisional.  Pada awal tahun 90-an terjadi peningkatan produksi yang begitu tinggi sehingga merangsang minat dari berbagai kalangan untuk membuka lahan budidaya yang menghabiskan ribuan ha areal hutan mangrove.  Puncak perburuan lahan mangrove untuk dijadikan lahan budidaya tambak udang windu (tambak) terjadi pada tahun 1997- 1999, ketika harga udang melonjak hingga Rp 200.000,- + komisi Rp 30.000,- per Kg untuk size 20 (20 ekor per Kg-nya).
Dengan semakin menipisnya lahan hutan mangrove, kondisi budidaya udang windu pun dirasakan terjadi penurunan produksi.  Hal ini disebabkan karena kebanyakan kultivan budidaya yang menurut pembudidayanya terserang penyakit sehingga kultivan budidaya mati secara serentak (terjadi kematian massal).  Apakah ini akibat dari pembukaan lahan budidaya secara ektensive atau akibat dari hutan mangrove yang semakin menipis ....?
Dari uraian singkat di atas, penulis berharap tidak menyurutkan semangat para pembudidaya.  Terus semangat, untuk meningkatkan produksi perikanan indonesi.
Tips berdasarkan pengalaman, buat pencinta budidaya :
Keberhasilan budidaya secara tradisional tergantung pada beberapa hal:
1. Persiapan lahan
  • Pengeringan dilakukan hingga permukaan tanah pelataran retak.
  • Pengapuran caren/parit dan pelataran secara merata (pengapuran pelataran hanya (6) meter pada bagian pinggir yang berbatasan dengan parit
  • Perendaman selama 4 hari untuk mengeluarkan hasil oksidasi dalam tanah dan selanjutnya dilakukan pencucian selama 6 hari dengan cara memasukkan air pasang hingga pelataran terendam secara merata kemudian besoknya di alirkan atau dibuang kembali hingga kering. (lakukan hingga beberapa kali)
  • Pemupukan dan pengapuran parit secara merata
    2. Persiapan media budidaya
    • Memasang saringan luar (penyaring kotoran) dan saringan dalam ( penyaring organisme penyaing)
    • Media budidaya (air) dimasukkan setelah air guris/konda (istilah lokal kalimantan) hingga naik ke pelataran, macak-macak
    • Pembasmian organisme penyaing dengan menggunakan saponin, dibiarkan hingga 6 hari sampai daya racun saponin hilang dan pakan alami mulai tumbuh.
    • Media budidaya siap untuk ditebari bibit (benur)
    3. Teknik penebaran benur
    • Setelah benur sampai di lokasi, segera diapungkan di atas permukaan air media budidaya hingga mengembun (sekitar 10-15 menit).
    • Satu per satu kantong benur diangkat dan benurnya dimasukkan dalam wadah (ember besar/tong plastik) untuk diaklimatisasi secara flowtrough hingga airnya benar- sama dengan media air budidaya yang ada di tambak (kurang lebih selama 1 jam).
    • Selanjutnya benur ditebar merata ke parit dengan menggunakan ember plastik yang permukaannya licin.
    4. Proses budidaya
    • Selama proses budidaya dilakukan kontrol, baik perkembangan bibit maupun kondisi tambak itu sendiri.
    • Penambahan air/media selanjutnya dilakukan setelah air puncak, dengan memasukkan air pasang secara pelan-pelan hingga kapasitas maksimum.
    • Setelah volume air/media mencapai level maksimum tidak dilakukan penambahan/pergantian air hingga panen.
    • Melakukan pengapuran dan pemupukan susulan setiap 5 hari jika diperlukan dengan melihat kondisi kecerahan air (kecerahan yang baik antara 35-45 cm)
    5. Panen dan pasca panen
    • Setelah umur 100-115 hari udang siap untuk dipanen.
    • Panen dilakukan secara total dengan memperhatikan semua aspek yang dapat mempengaruhi kualitas udang, termasuk pemotongan kepala udang, pengawetan dan pengangkutan menuju cool storage.
    Selamat mencoba.....................

    read more